Minggu, 24 November 2013

Budaya Perancis


Lukisan La Liberté guidant le peuple.

Budaya Perancis terbentuk oleh geografi, sejarah dan pengaruh dari kelompok dalam dan luar negeri. Perancis, terutama Paris, telah memainkan peran penting sebagai pusat kebudayaan dan seni sejak abad ke-17. Dari akhir abad ke-19, Perancis juga telah memainkan peran penting dalam seni modern, film, fashion dan makanan. Pentingnya budaya Perancis bergantung pada kepentingan ekonomi, politik dan militer Perancis.

budaya perancis

KEBUDAYAAN PERANCIS
1. BUDAYA PERANCIS SECARA UMUM
Orang perancis terkenal sangat dingin dan arogan. Salah satu cara menghadapi hal ini adalah “parlez franVais“(bicara dengan bahasa Prancis-red). Penduduk perancis cenderung memiliki anggapan bahwa orang Amerika terlalu ramah. Di perancis, anda akan lebih dihargai jika anda mampu bersikap lebih tenang bahkan sampai ditaraf yang cenderung dingin baik dalam tindakan maupun dalan ucapan. Orang perancis cenderung menganggap sikap ramah yang terbuka sebagai hal yang tidak baik dan kurang menyenangkan. Di restoran perancis porsi yang disajikan lebih sedikit dibandingkan di negara-negara lain dan jika dilihat dari postur tubuhnya orang perancis berbadan agak kecil, hal ini mungkin juga dipengaruhi oleh porsi makan mereka yang hanya seidkit. Ketika makan orang perancis selalu makan menggunakan garpu dan pisau, tanpa sendok. Sendok hanya digunakan untuk minum sop. Kebanyakan orang perancis lebih menyukai daging daripada ikan. Kebiasaan orang perancis yang perlu diketahui bahwa sehabis makan selalau minum kopi. Minum kopi rat-rata dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Itulah sebabnya deretan yang paling banyak di sepanjang jalanan di paris terdapat café atau tempat minum.
Perancis memiliki skor Individualism yang tinggi. Mereka respek pada kebebasan serta tanggung jawab individu dan berpandangan bahwa segala sesuatu haruslah diperjuangkan sendiri, dan harus melakukan segala pekerjaannya dengan sungguh sungguh sebagai perwujudan dari perjuangan individualismenya. Patut digarisbawahi bahwa Individualism tidaklah sama dengan mementingkan diri sendiri atau egois, namun Individualism fokus pada tanggung jawab serta hak dan kewajiban Individu.
2. BUDAYA BERBISNIS DI PERANCIS
Orang Prancis terkenal sangat dingin dan arogan. Salah satu cara menghadapi hal ini adalah parlez franVais (bicara dengan bahasa Prancis-red). Kalau bertemu klien atau membuat surat bisnis, gunakan titel Monsieur dan Madame dengan nama keluarga. Selain itu, dalam pertemuan sering terjadi ciuman pipi, di Prancis ini menandakan keakraban,. Orang Prancis sangat suka berdebat dan agak sulit ‘dipatahkan’, jadi Anda harus memiliki argumen yang kuat untukmenyampaikan ide.
Berikut beberapa hal yang perlu diketaui mengenai budaya berbisnis orang perancis, yaitu:
Greetings
Bagi orang perancis saat mengucapkan greeting harus diikuti dengan nama mereka, misalnya Bonjour Doni, kemudian melakukan shaking hands dan melakukan kontak mata yang mendalam, tak jarang diikuti oleh pelukan bahkan ciuman. Begitu juga andaikan setelah mengucapkan greetings, kita bertemu lagi dengan orang yang sama, maka kita harus menyapanya lagi dengan kata-kata Re – Bonjour Doni, adalah hal yang menghina jika tidak melakukan kontak mata saat mengucapkan BonjourDoni karena hal itu bagi mereka merupakan penghinaan terhadap nilai nilai Individualyang mereka junjung tinggi, dimana terkesan tidak memperhatikan lawan bicaranya.
Gender
Peran gender tidak dibedakan, baik laki laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama.Organisasi Perancis tidak menekankan kepada apakah seseorang itu pria atau wanitauntuk menduduki jabatan tertentu seperti di negara negara maskulin, namun lebihmerujuk kepada kemampuan untuk analisa, rasionalisasi, sintesis logika berpikir, problem solvings.
Dimensi Kultur
Perancis memiliki karakteristik Universalism vs Particularism.Dari dimensi ini, Perancis tergolong moderate, artinya tidak universalism kuat dan juga tidak particularism ekstrem. Orang Perancis memang lebih suka untuk merekrut sesama orang Perancis, seringkali mereka memang sangat subyektif dalam melakukan perekrutan, namun mereka juga tidak mau melanggar rules, andaikata memang tidak diperbolehkan membentuk tim yang homogen , semuanya terdiri dari orang Perancis, serta apabila orang Perancis tersebut memang tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan , mereka juga tidak akan memaksa. Sehingga mereka tetap dapat mempertanggung jawabkan hasil kerja bagi setiap orang Perancis yang mereka rekrut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar